Apakah Anda Memiliki Inner Child yang Terluka?
Pernahkah Anda mendengar tentang inner child? Dalam psikologi, istilah inner child mengacu pada aspek
kekanak-kanakan yang terdapat dalam diri suatu individu. Inner child adalah bagian yang tidak Anda sadari dari siapakah diri
Anda yang sebenarnya. Sama halnya dengan semua orang, Anda pernah menjadi seorang
anak, dan bagian kekanak-kanakan tersebut terus melekat dalam diri Anda. Inner child adalah suatu realita
psikologis yang harus ditanggapi dengan serius. Dalam menghadapi masa
kanak-kanak yang “tidak sehat”, Anda akan cenderung belajar untuk
menormalisasikan hal-hal yang negatif. Dan setelah berulang kali diperlakukan
dengan buruk, Anda pun akan berpikir bahwa Anda “pantas” diperlakukan seperti
itu. Dengan begitu, inner child dapat
terluka. Anda mungkin masih belum melupakan rasa sakit dari peristiwa tersebut,
bahkan jika Anda pikir Anda telah melupakannya.
Gambar diambil dari kreativv.com |
Apakah Anda sering merasa khawatir
bahwa orang-orang dalam hidup Anda pada akhirnya akan meninggalkan Anda? Apakah
Anda merasa tidak layak untuk dicintai? Jika demikian, Anda mungkin secara
tidak sadar telah mendorong orang-orang untuk menjauh, karena tidak ada satupun
hal yang dilakukan orang lain dapat meyakinkan Anda bahwa mereka benar-benar berkomitmen.
Anda lebih memilih untuk menikmati kesendirian daripada harus merasakan
perasaan ditinggalkan. Ketakutan akan pengabaian ini dapat dikatakan sebagai
salah satu ketakutan yang paling merusak suatu individu. Perilaku dan tindakan
Anda dalam menjalani hubungan saat ini mungkin adalah suatu hasil dari
ketakutan lama yang terpendam, yang terjadi di masa kecil Anda.
Apakah orang tua Anda banyak
menyalahkan Anda, sebagai seorang anak? Ketika orang dewasa membuat anak-anak
merasa bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi di luar kendali mereka, hal
ini dapat meninggalkan perasaan bersalah yang tidak perlu pada anak, bahkan
hingga masa dewasa. Ketika Anda melakukan sesuatu yang salah, wajar jika Anda
merasa bersalah. Namun, ketika rasa bersalah Anda yang tidak beralasan tidak
sesuai dengan keadaan Anda saat ini, itu bisa menjadi suatu pertanda bahwa inner child Anda terluka. Perasaan
tersebut kemungkinan besar mengindikasikan bahwa Anda dijadikan sering merasa
bersalah di masa kecil Anda, dan Anda tidak pernah sembuh dari luka tersebut.
Apakah Anda terus-menerus dibohongi
atau dimanipulasi di masa kecil Anda? Sejak saat itu, apakah Anda selalu
mewaspadai niat dan ketulusan orang lain? Untuk menghindari perasaan cemas dan
sakit hati yang terulang kembali, Anda pun menjadikan trust issues sebagai coping
mechanism. Padahal kenyataannya, tidak semua orang akan memperlakukan Anda
dengan buruk seperti itu. Dan jika Anda terus berpegang pada keyakinan bahwa
semua orang akan menyakiti Anda, hal tersebut akan menjauhkan Anda dari orang-orang yang memang tulus mencintai
Anda. Masalah seperti itu sering kali berasal dari inner child yang terluka, yang telah “diajarkan” sejak dini bahwa setiap
orang tidak dapat dipercaya.
How much of yourself you will give
to other people? Apakah Anda merasa kesulitan untuk membuat boundaries untuk diri Anda sendiri?
Boundaries are the rules we create in our own minds to help us figure out how
much we’ll let other people get away with in our lives. Mungkin Anda adalah
seorang people pleaser yang tak dapat
berkata “tidak” pada orang lain. Anda mungkin merasa takut untuk menyakiti
perasaan mereka, atau mungkin Anda tidak
pandai dalam mengutarakan pemikiran dan perasaan Anda. Ini juga termasuk salah
satu pertanda dari inner child yang
terluka.
Kemarahan adalah emosi universal
yang dirasakan setiap orang at one point
or another. Dalam beberapa situasi tertentu, kemarahan dapat menjadi suatu
emosi yang “sehat” untuk dirasakan dan diungkapkan. Tetapi ketika seseorang seringkali
kehilangan kesabaran dan kesulitan untuk mengatasinya dengan baik, itu
menandakan suatu masalah yang mendasar. Being overly angry can be the same as
your inner child “having a fit”. Hal itu dapat terjadi saat Anda merasa sangat
frustrasi terhadap suatu situasi.
Anda mengubur trauma tersebut
dalam-dalam dan membawanya hingga masa dewasa, whether you want it or not. Apakah Anda terus memikirkan
pertengkaran lama yang telah selesai? Apakah Anda terus merenungkan hal-hal
buruk yang telah terjadi, meskipun Anda tahu bahwa Anda akan merasa jauh lebih
baik if you just moved on? Atau
apakah Anda terus bergantung pada hal-hal yang sudah berakhir karena Anda
berpikir itu akan terasa lebih mudah daripada menerima kenyataan? This could
all be because you’re experiencing symptoms of the baggage that was left behind
in your past.
Komentar
Posting Komentar