Pentingnya Kesadaran Terhadap Pendidikan pada Masa Pandemi dalam Upaya Mencegah "Lost Generation"

        Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang perlu dimiliki oleh seseorang. Cara seseorang dalam menyikapi suatu permasalahan dan tantangan merupakan salah satu hal yang didasari oleh hal tersebut, salah satunya tantangan pada masa pendemi sekarang ini. Pendidikan merupakan modal penting bagi negara supaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sistem dan metode yang digunakan dalam dunia pendidikan harus memadai supaya bisa menghasilkan manusia-manusia cerdas yang siap untuk membangun bangsa. Setiap sektor seperti ekonomi, politik, kesehatan, dan lain-lain memerlukan manusia yang berpendidikan dalam rangka memajukan bangsa. Oleh karena itu, diperlukan kualitas SDM yang merata di setiap sektornya agar tidak terjadi kesenjangan kemajuan antarsektor yang bisa menghambat kemajuan bangsa. Selain itu, pendidikan pun penting bagi seseorang dalam menyikapi masalah dan isu sehari-hari. Pendidikan yang dimaksud di sini tidak selalu pendidikan formal, tetapi pendidikan nonformal pun penting bagi seseorang dalam menjalani kehidupan. Apalagi, tantangan yang dihadapi dari tahun ke tahun semakin beraneka ragam seiring dengan perkembangan teknologi dan globalisasi. Pendidikan diperlukan sebagai penambah wawasan sehingga perpektif yang dimiliki seseorang bisa lebih luas. Dengan perspektif yang luas tersebut, seseorang dapat dengan leluasa memilih mana hal yang baik dan buruk.

Gambar diambil dari pintek.id


 

Kondisi Pendidikan saat Pandemi

Pandemi Covid-19 sangat berdampak pada laju berbagai sektor, salah satunya pendidikan. Pembelajaran pun dialihkan dari tatap muka ke pembelajaran daring dari rumah masing-masing. Namun, ini tentunya menjadi permasalahan baru. Belum meratanya teknologi dan edukasi mengenai pentingnya pendidikan menjadi masalah yang cukup rumit. Selain itu, kesiapan dari tenaga pendidik maupun pelajar belum sepenuhnya optimal. Kemudian, anggaran yang diperlukan untuk memfasilitasi pembelajaran daring pun menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah (Aswaruddin, 2021). Ditambah lagi, kemauan para pelajar untuk mengenyam pendidikan saat pembelajaran daring pun menurun.

Efektivitas pembelajaran daring belum sepenuhnya dirasakan oleh semua pelajar, terutama di daerah yang keadaan teknologinya belum mumpuni. Hal ini membuat pembelajaran yang diberikan oleh sekolah hanya sekadar formalitas untuk kelulusan semata. Pembelajaran daring membuat pengawasan dari guru terhadap siswa menjadi berkurang atau bahkan tidak ada sehingga hasil pekerjaan dan ujian siswa menjadi pertanyaan. Bahkan, sebenarnya para guru pun bisa jadi telah mengetahui potensi ketidakaslian hasil pekerjaan siswanya, tetapi para guru tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak adanya bukti yang disebabkan pula oleh sistem yang secara tidak serius memonitori pembelajaran siswa. Hasilnya, banyak lulusan yang lulus hanya sekadar formalitas saja tanpa benar-benar memperoleh ilmu.

 

Kesadaran Masyarakat Terhadap Pendidikan dan Pandemi

Masyarakat belum sepenuhnya sadar betapa pentingnya pendidikan. Banyak kasus anak yang meninggalkan pendidikannya karena lebih memilih untuk melakukan hal lain, salah satunya menikah. Keputusan ini pun tidak sepenuhnya diputuskan oleh anak itu sendiri, tetapi dipengaruhi juga oleh keterlibatan orang tua. Dari sini, kita bisa melihat bahwa kesadaran dan motivasi untuk mengenyam pendidikan yang lebih tinggi belum dimiliki oleh masyarakat sepenuhnya. Hal ini harus menjadi salah satu sorotan utama pemerintah dalam rangka memajukan bangsa. Melalui pendidikan, diharapkan terbangun SDM yang berkualitas yang mampu menopang bangsa.

 

Vitalnya Peran Orang Tua

Untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, hal pertama yang bisa dilakukan adalah mengubah pola pikir masyarakat, terutama para orang tua. Orang tua merupakan agen sosialisasi primer yang akan membentuk perilaku anaknya kelak. Orang tua dapat membentuk pola pikir anak kedepannya terhadap permasalahan yang akan ia hadapi (Aswaruddin, 2021). Oleh karena itu, lembaga pendidikan harus menyasar orang tua terlebih dahulu dalam memberikan edukasi mengenai pentingnya pendidikan dengan harapan para orang tua dapat mengimplementasikan edukasi tersebut pada anaknya. Terlebih lagi, orang tua perlu mendampingi anaknya secara intens saat pembelajaran daring. Komunikasi positif tentunya sangat penting untuk terwujudnya edukasi dari lembaga pendidikan terhadap orang tua dan orang tua terhadap anak. Pengasuhan positif dari orang tua terhadap anak pun penting demi terbangunnya komunikasi yang baik. Pemberian kasih sayang, hubungan yang hangat dan bersahabat, pemenuhan hak dan perlindungan anak, dan lingkungan yang ramah (Garnika dkk., 2021). Komunikasi dua arah pun penting supaya anak diberikan ruang dalam mengutarakan keinginan dan pendapatnya. Selain itu, pendidikan harus mengutamakan kelembutan agar tercipta hubungan yang harmonis antara orang tua dengan anak, tetapi bukan berarti mengabaikan penerapan hukuman yang rasional dan tidak berlebihan (Yunianto, 2020)

Kesadaran atas pendidikan tidak hanya berfokus pada pendidikan formal akademik, tetapi juga mengenai life skills, salah satunya menghadapi tantangan pada masa pandemi ini. Pendidikan akan pentingnya menjaga kesehatan lebih baik diajarkan saat anak usia dini karena anak pada masa tersebut masih mudah mempelajari dan menginternalisasi perilaku yang dilihat dan diajarkan kepadanya. Tentunya, peran orang tua atau significant others kembali lagi menjadi faktor vital dalam hal ini. Berbagai media dapat dilakukan untuk menanamkan pengetahuan mengenai pandemi dan cara menghadapi pandemi itu sendiri. Tentunya, ini dapat disesuaikan berdasarkan target sosialisasi. Khususnya bagi anak, media yang memiliki daya tarik tersendiri seperti animasi dan lagu bisa menjadi salah satu media yang efektif karena anak menggemari unsur seperti warna, gambar, dan alur cerita yang ada pada kartun animasi (Pradana dkk., 2021).

 

Kesimpulan dan Saran

Upaya yang kuat perlu dilakukan guna mencegah turunnya kualitas SDM di Indonesia yang disebabkan oleh berkurangnya daya pendidikan karena pandemi Covid-19. Orang terdekat, terutama orang tua memiliki andil yang besar dalam mencegah hal ini terjadi karena orang tua adalah orang yang paling dekat dan mengerti tentang anaknya. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran yang kuat terhadap pendidikan dari orang tua. Peran dari pihak lain seperti lembaga yang berwenang atau pemerintah pun menjadi dukungan bagi keberlangsungan pendidikan pada masa pandemi ini. Pemerintah perlu serius dalam menangani masalah pendidikan, terutama pada masa pandemi ini karena masa depan negeri ini ditentukan oleh SDM yang salah satunya dibentuk dari pendidikan. Sistem dan pemerataan pendidikan harus dilakukan secara optimal, efektif, dan tepat sasaran. Sistem pendidikan yang bersifat kolaboratif diperlukan untuk meminimalisasi sifat kompetitif yang berlebihan sehingga siswa terpaksa untuk tidak jujur. Anggaran untuk sektor pendidikan pun seharusnya bisa lebih dimaksimalkan lagi demi pemerataan akses dan bantuan bagi siswa yang mengalami keterbatasan.


Sumber Referensi

Aswaruddin.  (2021). Terpuruknya  pendidikan  di  Indonesia  pada  masa pandemi  Covid-19. Cybernetics:  Journal  Educational  Research  and  Social Studies,1(1). 36-50. https://doi.org/10.25217/ji.vxix.xxxx

Garnika, E., Rohiyatun, BQ. Rohiyatun., & Najwa, L. (2021). Penyuluhan pendidikan dan pengasuhan positif di masa pandemi Covid-19. COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat1(1), 12–15. https://doi.org/10.51878/community.v1i1.136


Aditya Pradana, K., Peristiowati, Y., Dian Ellina, A., Widiyanto, A., & Tri Atmojo, J. (2021). Pengaruh pendidikan kesehatan animasi lagu anak-anak terhadap pengetahuan cuci tangan pakai sabun (CTPS) anak usia sekolah pada masa pandemi Covid-19 di Desa Gembol Ngawi. Avicenna : Journal of Health Research, 4(1). https://doi.org/10.36419/avicenna.v4i1.456


 Yunianto, D. (2020). Ketahanan keluarga sebagai basis pendidikan di tengah pandemi Covid 19. TA’DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 3(1), 1. https://doi.org/10.30659/jpai.3.1.1-12


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Manusia Semakin Bodoh: Pengaruh AI?

Tulisan untuk Membela Para Introvert

Menilik Stereotip pada K-popers dan Penyuka Jejepangan: Bagaimana Bisa Terjadi?